11 ottobre 2009-2014 Dengan mengusung tema'' Lestari Budaya Bersama Milindra''
Yang Insya Allah akan dimeriahkan oleh tari topeng 'Mimi Rasinah' dan penyanyi
dangdut.Akan dilaksanakan pada,
Waktu: Minggu, 12 oktober 2014
Tempat: Tempat Gedung SKB Indramayu (Centre point Alun2 Indramayu)
HTM: 40rb (Include : Stiker Anniv n Makan)
Dresscode: All about Ac Milan
CP:
- 081324643469 : Kang Toha (wil Kota)
- 08996473348 : Agus Salim (wil Losarang)
- 087727306619 : Asep (wil IM Barat)
- 08970828542 : Ryan (wil IM Timur/Jatibarang)
Dengan susunan acara::
• Pkl. 08.00-09.00 :: Registrasi (centre point alun-alun IM)
• Pkl. 09.00-10.00 :: Konvoi
• Pkl. 10.00-10.30 :: Pembukaan acara
• Pkl. 10.30-11.00 :: National Anthem & Nge'chant'(nyanyian suporter) Milan
bersama
• Pkl. 11.00-12.00 :: Sambutan para pengurus Milindra
• Pkl. 12.00-13.00 :: Isoma
• Pkl. 13.00-selesai :: Acara utama dan hiburan
Maka dari itu kami mengundang para suporter Ac Milan khususnya di Indramayu
dan sekitarnya untuk berpartisipasi dan bergabung dalam acara Anniv Milindra
5th
Pembuatan
makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi Pendidikan Biologi Universitas
Wiralodra
B.Rumusan Masalah
1.Apakah yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan?
2.Apa maksud dari anak adalah
totalitas?
3.Apa maksud perkembangan sebagai
proses holistic?
4.Apakah yang dimaksud kematangan dan
pengalaman?
5.Apakah yang dimaksud kontinuitas dan
diskontinuitas dalam perkembangan?
6.Bagaimana perkembangan biologis dan
perseptual anak?
7.Apakah pengaruh faktor hereditas dan
lingkungan terhadap perkembangan anak?
C.Tujuan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan
2.Mengetahui apa yang dimaksud dengan
anak adalah totalitas
3.Mengetahui maksud perkembangan
sebagai proses holistic
4.Mengetahui arti kematangan dan
pengalaman
5.Mengetahui arti kontinuitas dan
diskontinuitas dalam perkembangan
6.Mengetahui perkembangan biologis dan
perseptual anak
7.Mengetahui pengaruh hereditas dan
lingkungan terhadap perkembangan anak
BAB
II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada
segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu
yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep
pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan
kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam
istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola
sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba
masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan
perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional
atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan
perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah
menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat
evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik
dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat
dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep
pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta
latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau
hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau
sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai
batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan
instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan
berbahasa dan lain-lain.
2.Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga
pengertian, yaitu :
1.Anak adalah makhluk hidup yang
merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk
hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan
psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak
tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang
sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai
kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh
yang terpisah satu sama lain.
2.Keseluruhan aspek anak saling
terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut
secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain.
Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak
yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut
mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan
aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi
fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3.Anak berbeda dari orang dewasa bukan
sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak
yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik
dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya.
Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga
mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu
saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
C.Perkembangan sebagai Proses Holistik
dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau
sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya
menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek
tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama
lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke
dalam 3 domain, yaitu :
1.Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup
perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem
syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan
dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual
juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak
mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa
khusus lainnya.
2.Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan
pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari
lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan
benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak
atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman
merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.
3.Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek
perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan
berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu
sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka
dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak
adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D.Kematangan dan Pengalaman dalam
Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang
merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak
kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan
fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu
dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia
anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan
diberikan berbeda
E.Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam
Perkembangan
Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa
perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap
dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang
sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi
yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini
terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan
dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin
kompleks.
Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa
perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini
perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang
relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.
F.Perkembangan Biologis dan Perseptual
Anak
1.Perkembangan Fisik
a.Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan
relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya
perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi
lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak
secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’.
Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat.
Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot
ini.
b.Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang
sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada
kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati
keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer
tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1)Endomorph, yakni yang tampak dari
luar berbentuk gemuk dan berbadan besar
2)Mesomorph, yakni yang kelihatannya
kokoh, kuat, dan lebih kekar
3)Ectomorph, yakni yang tampak
jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2.Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang
ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi
lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a.Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat
mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari
dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1)Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek
memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak
mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi
ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang
konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum
mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu
bu !”.
2)Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan
Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu
objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan
ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar
gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3)Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu
objek atau gambar dari keseluruhannya.
4)Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh
ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5)Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi,
mengenal, dan mengukur dimensi
6)Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan
atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai
dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan
vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.
b.Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian
terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi
penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi,
yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara
yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1)Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat
munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah
kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara
yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut
2)Persepsi Perbedaan
3)Persepsi Pendengaran Utama dan
Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan
mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu
mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara
gaduh yang datang dari luar kelas.
G.Faktor Hereditas dan Lingkungan
dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini
terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula
kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b.Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam
lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula
maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap
individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan
berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan
psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks
merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor
hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan
lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara
hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution
(sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga
tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih
dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak
selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi
kenyataan, begitu pula sebaliknya.
Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan inemperoleh
beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang
anak dan remaja. Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa
anak mulai berbicara dan mulai mampu berpikif abstrak. Hal-hal itu merupakan
gamharan umum yang terjadi pada kebanyakan anak, di samping itu akan diketahui
pula pada umur berapa anak tertcntu akan memperoleh keterampilan perilaku dan
emosi khusus. Kedoa, pengetahuun tentang psikologi perkembangan anak membantu
kita untuk merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari seorang
anak. Bila seorang anak dari Taman Kanak-kanak tidak man sekolah lagi karena
diganggu temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Dila
anak selalu ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi
perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan menunjukk’an
sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai pikiran, perasaan dan
perilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan membantu
mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila anak umur
dua tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus
mengkhawatirkannya? .Bagaimana bila hal itu terjadi pada anak umur tiga atau
empat tahun? Apa yang perlu dilakukan bila remaja umur lima belas tahun tidak
mau lagi sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan
sesualu yang menunjukkan sikap “jagoan”? Jawaban akan lebih mudah diperoleh
apabila kita mengetahui apa yang biasanya terjadi pada anak atau remaja.
Keempat, terakhir, dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami
diri sendiri. Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan
psikologi, proses-proses yang akan dialami pada kehldupan sehari-hari. Yang
lebih penting lagi, pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang kita
alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat
dibandingkan dengan teman- teman lain. Berikut ini adalah beterapa hal yang
mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
1. Masa Perkembangan Yang Cepat
Pada anak terjadi pertumbuhan-pertvimbuhan yang cepat dibandingkan dengan
perubahan-perubahati yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya pada
tahun pertama lebih cepat dari pada talvm-tahun berikutnya. Hal yang sama
terjadi juga pada perubalian yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan
penggunaan, bahasa,. kemampuan mengingat serta berbagai
fungsi lainnya.
2. Pengaruh yang lama
Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa dan
pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang lama dan
kuat terhadap perkembangan individu pada masa- masa berikjtn/a. Kebanyakan ahli
teoii psikologi berpsndapat bahwa apa yang terjadi hari-ini sangat’banyak
ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.
3. Proses yang kompleks
Sebagai peneliti yang mencoba memalnmi perilaku orang dewasa yang kompleks,
berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat masih
sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat
membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain. Manusia mampu
berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang
dipergimakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu
dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii pendekatan terhadap masalah ini
adalnh dengan mempelajari proses kemampuan ‘berbahasa. Anak membentuk kalimat
yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti
aturan yang diajarkan orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama”tersebut
para peneliti bahasa bertambah wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara
orang dewasa yang lebih kompleks.
4. . Nilai yang ditempatkan
Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam
laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis
berdasarkan hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat
diterapkan di dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan
sosial yang secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam
kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada
anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik.
Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak
dapat mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran.
5. Masalah yang menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik untuk
dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari bahasa ibunya dan
kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal dari
karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi hal-hal yang
berka’itan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri dan menarik. Dalari
hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-pertanyaan dari pada
jawabannya. . A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik)
terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian
perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan
tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik
minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian)
mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun
keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992),
banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat
yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik
yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan
aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh keturunan.
1. Kecerdasan
. Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu
diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya
hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa
penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak
kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur
(fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu
kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya
tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh
lingkungan lebih penting pada identical ftiv’m yang dibesarkan pada aua
lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula. Kajian
terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins yang dibesarkan
pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara
sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeaa korelasi rata-rata
IQ-nya, 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya mengkritik
tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan
tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari
ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari
kecerdasan. Cara individu niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya
terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek
kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang
digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian
tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang
berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang
genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap
kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan
memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi kebanyakan ahli perkembangan
menyatakan bahwa penganih itu berkisar sekitar 50 persen.
2. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.
Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi
sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras,
sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat
parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Slebagian bayi
merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh.
.Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah,
sulit, dan lambat untuk dibangkitkr>n:
a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan
cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan
diri dengan pengalaman baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering
menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah,
kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau
pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva
temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan
dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para
peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar
.50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini
biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau
konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubtingan antara
anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun
mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau
mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit
menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang
menen’angkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang
walau anak menjauh atau berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat
pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.
3. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan
menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan,
minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih menjadi ketua
OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu hanya karena
lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena
pengaruii lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat
dikatakan bahwa antara keduanya. terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan
berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada
kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara individual dengan
varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. . Salah satu alasan terjadinya hal
itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada
anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong
anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah minat
dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya untuk
mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan
lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang
interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung normal. Misalnya, apakah
arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257 Untuk dapat menjawabnya
diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun
perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh
lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun
pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti
nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik.
Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.
B. FASE-FASE PERKEMBANGAN
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang
waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai manusia,
sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar
berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada
-permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja.
Apakah yang dimaksud oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu?
Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau
perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama
siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu
kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis,
proses kogm’tif dan proses sosial.
Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang
diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat,
keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber
mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang
digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal. puisi dan
memecahkan soal-soal matematik» mencerminkan peranan proses-proses kognitif
dalam perkembangan anak.
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan
individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan
perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi srbagai respons terhadap
sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap teman mainnya,
kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses
sosial dalam perkembangan anak.
Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif,
dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses
sosial membentuk proses-proses kognilif. Akan sangat membantu untuk mempelajari
berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat
bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai
manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga.
Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis,
kognitif dan sosial. Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang
berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian
berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan
Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase
bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu
ditentukaii padn setiap fase tintuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu
dimulai dan berakhir.
1.Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar
biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.
2.Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18
atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua.
Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa,
koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
3.Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir
masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama
fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang
keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
4.Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung
sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolr.h dasar.
Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan
berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi
arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa
Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12
tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami
perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran
bagian-bagian badan, bcrkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya
payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase
ini dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri.
Pemikirannya Iebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar. keluarga.Pada saat ini para ahli perkenibangan tidak lagi berpendapat b.ilnva perubahan-perubahan
akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan
proses yang terjadi sepanjang hayat.
C. POLA-POLA
PERKEMBANGAN AFEKTIF PADA MANUSIA
Seorang ahli teori psikoanalisa dan
sekaligtis seorang pendidik, Erik H. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan
manusia adalah sinfesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial.
Teorinya itu kemudian diterbitkan sebagai bukunya yang pertama dengan judul
Childhood and Society. Dikemukakannya prla bahwa perkembangan afektif merupakan
dasar perkembangan manusia. Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang
terdiri atas delapan tahap.
1. Trust vs Mistnis/Kepercayaan dasar
Bay! yang kebutuhannya terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus,
selalu dibuai dan diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan
turnbuh perasaannya bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di
sekitarnya yang selalu bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia
menggantungknn nasibnya. Jika pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap,
tidak memadai sebagaimana mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap
menolak, akan turnbuhlah pada bayi itu rasa takut serta ketidak-percaya.in yang
mendasar terhadap dunie sekelilingnya dan terhadap orang-orang di sekitarnya.
Perasaan ini akan terus terbawa pada tingkat-tingkat ptrkembanpan berikutnya.
2. Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi
Pada tahap ini Erikson melihat munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini
timbulnya karena adanya kemampuan motoris dan mental anak. Pada saat ini bukan
hanya berjalan, tetapi juga memanjat, menutup-membuka menjatuhkan, menarik dan
mendorong, memegang dan melepaskan. Anak sangat bangga dengan kemampuannya ini
dan ia ingin melakukan banyak hal sendiri. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa
anak butuh melakukan sendir hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya menurut
langkah dan waktunya; sendiri. Anak kemudian akan mengembangkan perasannya
bahwa ia dapat mengendalikan otot-ototnya, dorong-dorongannya, serta
mengendalikan diri dan lingkungannya.
Jika orang dewasa yang mengasuh dan membimbing anak tidak sabar dan selalu
membantu mengerjakan segala sesuatu yang sesungguhnya dapat dikerjakannya
sendiri oleh anak itu, maka akan tumbuh pada anak itu rasa; malu-malu dan
ragu-ragu. Orang tua yang terlalu melindungi dan selalu mencela hasil pekerjaan
anak-anak, berarti telah memupuk rasa malu dan ragu yang berlebihan sehingga
anak tidak dapat mengendalikan dunia dan dirinya sendiri,
Jika anak,meninggalkan masa perkembangan ini dengan autonomi yang lebih kecil
daripada rasa malu dan ragu, ia akar mengalami kesulitan untuk memperoleh
autonomi pada masa remaja dan masa dewasanya. Sebaliknya anak yang dapal
melalui masa ini dengan adanya keseimbangan serta dapat mengatasi rasa malu dan
ragu dengan rasa outonomus, maka ia sudah siap menghadapi siklus-siklus
kehidupan berikutnya. Namun demikian keseimbangan yang diperoleh pada masa ini
dapat berubah ke arah positif maupun negatif oleh perisliwa-peristiwa di masa
selanjutnya.
3. Initiatives vs Guilt/Inisiatif
Pada masa ini anak sudah menguasai badan dan geraknya. la dapat mengendarai
sepeda roda.tiga, dapat lari, memukul, memotong. Inisialif anak akan lebih
terdorong dan terpupuk bila orang tua memberi respons yang baik terhadap
keinginan anak untuk bebas dalam melaknkan. kegiatan-kegiatan motoris sendiri
dan bukan lianya bereaksi atnu nienirn anak-anak lain.-Hal ynng sama terjadi
pada kemampuan anak nnluk menggunakan bahasa dan kegiatan fantasi. Dimensi
sosial pada tahap ini mempunyai dua ujung inisiative guilt- Anak yang diberi kebebasan
dan kesempatan untuk berinisiatif pada permainan motoris serta mendapat jawaban
yang yang memadai dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya (intelectual
full/live), maka inisiatifnya akan berkembang dengan pesat.
4. Industry vs litferioriry/Produkttvltns
Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut
peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah:
sense of industry < »> sense of inferiority
Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang
praktis. dan mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu.
Derdasarkan hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan
demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat dikembangkan.
Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja
melainkan meneakup juga lembaga-iembaga lain yang mempunyai peranan penting
dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi
industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai
pengalaman sek’olah yang kurang memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan
dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak”
mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung kepada
orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang
berhubungan dengan anak itu
5. Identity vs Role Confusion/Identitas
Pada saat ini anak sudah menuju kematangan fisik dan mental. la mempunyai
perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan baru sebagai akibat
perubahan-perubahan itubuhnya. Pandangan dan pemikirannya tentang dunia
sekelilingnya mengilami perkembangan. la mulai dapat berpikir tentang pikiran
orang lain. la berpikir puh apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya. la
mulai mengrrti tentang keluarga yang ideal, agama dan masyarakat, yang dapat
diperbandingkannya dengan apa yang dialaminya sendiri.
Menurut Erikson pada tahap ini dimensi interpersonal yang muncul adalah:
ego identity.
Pada masa ini remaja harus dapat ‘mengirtegrasikan apa yang telah dialami dan
dipelajarinya tentang dirinya sebagai anak, siswa, teman, anggota pramuka, dan
lain sebagainya menjadi suatu kesatuan sehingga menunjukkan kontinuitas dengan
masa lalu dan siap menghadapi masa datang. . Peran orang tua yang pada masa
lalu berpengaruh secara langsung pada krisis perkembangan, maka pada masa ini
pengaruhnya tidak langsung. Jika anak mencapii masa remaja dengan rasa terima
kasih kepada orang tua, dengan penuh kepercayaan, mempunyai autonomy, berinisiatif,
memiliki sifat-sifat industry, maka kesempatannya kepada ego indentiti sudah
berkembang.
6. Intimacy vs Isolation/Keakraban
Yang dimaksud dengan intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri
adalah juga kemampuan untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang lain. Pada
tahap ini pun keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua.
Jika intimacy ini tidak terdapat di antara sesama teman atau suami istri,
menurut Erikson, akan terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian
tanpa adanya orang lain untuk berbagai rasa dan saling memperhatikan.
7. Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut
Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di
luar keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat
masyarakat dan dunia tempat generasi ifi liidnp. Generativily ini bukan hanya
terdapat pada orang tua (ayah dan ibu), tetapi terdapat pula pada
individu-individu yang secara aktif memikirkan kesejahteraan kaum muda serta
berusaha membuat tempat bekerja yang lebih baik untuk mereka hidup. Orang yang
tidak berhasil mencapai gereralivily berarti ia berada dalam keadaan self
absorption dengan hanyr memutuskart perhatia’n kepada kebutuhan-kebutuhan dan
kesenang’an pribadinya saja.
8. Integrity vs Despair/Integritas
Pada tahap ini usaha-tisaha yang pokok pada individu sudah mendekati
kelepgkapan, dan merupakan masa-masa untuk menikmati pergaulan dengan
cucu-cucu. Integrity timbul dari kemampupn individu untuk melihat kembali
kehidupannya yang lalu dengan kepuasan. Sedangkan kebalikannya adalah despair,
yaitu keadaan di mana individu yang menengok ke belakang dan meninjau kembali
kehidupannya masa lalu sebagai rangkaian kegagalan dan kehilangan arah, serta
disadarinya bahwa jika ia memulai lagi sudah terlambat.
Sebagai rekapitulasi dapat dinyatakan bahwa penahapan’ perkembangan • afektif
manusia merupakan perpaduan dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas
sosial. Perkembangan afektif suatu tahap dapat berpengaruh secara positif
maupun negatif terhadap tahap berikutnya. Jika anak mencapai tahap ketiga yang
bergaul dengan anak bukan hanya orang tuanya saja melainkan uiga orang dewasa
lainnya di sekolah, yaitu guru. Guru yang membimbing dan mengasuh peserta
didiknya pada berbagai aspek tingknt kelas perlu memahami dan menyadari sikap,
kebutuhan dan perkembangan mereka.
D. POLA PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI JEAN PIAGET Perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai
dengan perkembangan umurnya’ Maka pengajaran harus direncanakan sedemikian rupa
disesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik.
Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa
melalui empat tahap perkembangan, yakni:
1. Tahap sensor motor
Kegialan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala
yang diterima secara langsung melalui indra. Pada saat ai.ak mencapai
kematangan dan mulai. memperoleh keterampilan berbahasa, mereka
mengaplikasikannya dengan menerapkannya pada objek-objek yang nyata. Anak mulai
memahami hubungan antaru benda dengan nama yang diberikan kepada benda
tersebut.
2. Tahap praoperasional
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang
dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Keputusan yang dianbil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan annlisis
rasional. Anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang
diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar. Menurut pendapat mereka
pesavat terbang adalah benda keci! yang berukuran 30 cm; karena hanya itulah
yang nampak pada mereka saal mereka menengadah dan melihatnya terbang di
angkasa.
3. Tahap operasional konkrit
Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir secara
sistematis untuk .mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang
dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.
Pada tahap ini anak akan menemui kesulitan bila diberi tugas sekolal yang
menuntutnya untuk mencari sesuatu yang tersembunyi. Misalnya, anal sering kali
menjadi friistasi bila disuruh mencari arti tersembunyi dari suati kata dalam
tulisan tertentu. Mereka menyukai soal-soal yang tersedi; jawabannya.
4. Tahap operasional formal
Tahap ini ditandai dengan pola berpikir orang dewasa. Mereka dapat
mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategor baik
yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini anak sudah dapet memikirkan
buah pi’iirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara
realistis.
Sebelum menekuni tugasnya membimbing dan mengajar, guru atau calon gun
sebaiknya memahami teori Piaget atau ahli lainnya tentang pola-pola
perkembangan kecerdasan peserta didik. Dengan demikian men;ka memiliki landasan
untuk mengembangkan harapan-harapan yang realistik mengenai perilaku peserta
didiknya.
E. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang muncul
pada suatu periode tertentu dalam, kehidupan individu, yang merupakan
keberhasilan yang dapat memberiknn kebahagian serta memberi jalan bagi
tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu,
penolakan oleh masyarrkat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak
1. Belajar berjalan.
2. Belajar makan makanan padat.
3. Belajar mengendalikan gerakan badan.
4. Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Memperoleh stabilitas fisiologis.
6. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7. Belajar inenghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik
dan orang lain.
8. Pelajar membedakan yang henar dan salah.
Tugas perkembangan masa anak
1.Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
tertentu.
2.Menibentuk sikap tertentu terhadap dfri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh.
3.Belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya.
4.Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin.
5.Membina keterampilan dasar dalarr membaca, menulis dan berhitung.
6.Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7.Membentuk kata hati, mbralitas dan nilai-nilai.
8.Memperoleh kebebasan diri.
9.Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga sosial.
Tugas perkembangan masa Remaja
1. Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari
keduajenis kelamin.
2. Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu.
3. Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif.
4. Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantupgan diri dari orang tua dan
orang dewasa lainnya.
5. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan.
6. Memperoleh kebebasan ekonomi.
7. Persiapan perkavvinan dan kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektuai dan konsep-konsep yang diperlukan
sebagai warga negara yang baik.
9. Memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara
sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
Tugas perkembangan masa dewasa awal .
1.Memilih pasangan hidup.
2.Belajar hidup dengan suami atau istri.
3.Memulai kehidupan berkeluarga.
4.Membimbing dan merawat anak.
5.Mengolah rumah tangga.
6.Memulai suatu jabatan.
7.Menerima tanggung javvab sebagai warga negara.
8.Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik.
Tugas-tugas perkembangan masa setengah baya
1.Memperoleh tanggung jawab sosi?l dan warga negara.
2.Membangun dan mempertahankan s’andar ekonomi.
3.Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
bahagia.
4.Membina kegiatan pengisi waktu serggang orang dewasa.
5.Membina hubungan dengan pasanga.i hidup sebagai pribadi.
6.Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri.
7.Menyesuaikan diri dengan pertambuhan umur.
Tugas-tugas perkembangan orang tua
1.Menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik.
2.Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan.
3.Menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri.
4.Menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut.
5.Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara.
6.Membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu hams sejalan dengan
perkembangan aspek-aspek. lainnya, yaitu fisik, nsikis serta emosional, moral
dan sosial. Dikemukakannya perkembangan yang dicapai individu pada masa
kanak-kanak, masa anr-.k, masa remaja, nasa dewasa awal, masa setengah baya dan
masa tua.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik.
Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai seholah. Pendidikan
dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat,- melalui sekolah, dalam membantu
individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat
dipergunakan sebagai pedoman. waktu unttik melaksanakan usaha-usaha pendidikan.
Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas
tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa
saal untuk mengajar
individu yang bersangkutan (the-teachable moment) telah tiba. Bila mengajarnya
pada saat yang tepat maka liasil pengajaraft yang optimal dapat dicapai.
F.Perkembangan
Peserta Didik
Perkembangan mengacu
pada bagaimana seorang tumbuh, beradaptasi, dan berubah disepanjang perjalanan
hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional (sosial dan emosi),
perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget
(kognitif dan moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky.
Setidaknya ada lima faktor yang dapat memengaruhi kinerja peserta didik kita,
yaitu lingkungan keluarga, atmosfer persekawanan, sumber daya sekolah,
kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri, dan aksesibilitas pencapaian
informasi.
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai
objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai
subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik
dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian
ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan
pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak
untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya.
Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk
mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung
aspek-aspek kepentingan, antara lain :
1.Aspek Paedogogis.
Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum,
makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat
dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan
binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dresser.
Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan
kearah yang diciptakan.
2.Aspek Sosiologi dan Kultural.
Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhlik
yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
3.Aspek Tauhid.
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah
makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang
percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama).
Sedangkan Karateristik peserta didik meliputi perkembangan fisik, perkembangan
sosioemosional, dan perkembangan intelektual/mental. Perkembangan intelektual
peserta didik melalui empat tahap yaitu sensorimotor, praoperasi, operasi
konkrit, dan operasi formal.
Perkembangan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam. Peserta didik adalah setiap
manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan
pendidikan adalah bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan
dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan
oleh pendidik. Bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik sangat
dipengaruhi oleh pandangan pendidik itu sendiri terhadap peserta didik. Dalam
hal ini anak ( peserta didik ) merupakan sarana dalam proses pendidikan.
Pertumbuhan dan perkembangannya yang dialami oleh peserta didik sangat
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor pembawaan ( warisan ), faktor
lingkungan dan faktor kematangan ( internal ). Dalam proses perkembangan
seseorang, ada beberapa aliran yang menjelaskan tentang teori perkembangan,
antara lain :
Aliran Nativisme.Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor pembawaan ini
bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar.
Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian manusia.2. Aliran Empirisme Pada
aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu semata-mata tergantung
pada lingkngan dengan pengalaman pendidikannya ( John Locke ). 3. Aliran
KonvergensiAliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran
nativisme.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
§Pertumbumbuhan adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu yang cenderung secara fisik atau kuantitatif
§Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu yang menuju pendewasaan yang berlangsung secara
sistematif, progresif, dan berkesinambungan
§Setiap individu pasti akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan dalam hidupnya
§Proses biologis, kognitif, dan psikososial
merupakan proses perkembangan pada individu
§Faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu
keturunan dan lingkungan
§Fase-fase perkembangan yang di alami oleh
individu secara garis besar yaitu fase prenatal, kanak-kanak, anak-anak,
remaja, dan dewasa
§Setiap fase membawa tugas perkembangan untuk
menjadi individu seutuhnya
§Proses perkembangan mencakup tiga aspek yaitu
aspek paedagogis, sosial dan kultural, dan aspek tauhid